Jumat, 20 Februari 2015

Metamorfosis Diri

Metamorfosis atau perubahan secara fisik terjadi pada setiap mahkluk hidup, proses ini juga tidak bisa terlewatkan oleh manusia termasuk diri saya sendiri. Awal kehidupan ini dimulai ketika saya lahir dari rahim ibu saya, awal yang aneh memang ketika saya lahir banyak suara-suara samar yang terdengar seperti suara kebahagiaan yang terdengar oleh telinga kecil saya. Suara itu beriringan dengan suara kebahagiaan tangis saya sebagi rasa ungkap syukur saya terlahir didunia ini. Sesaat setelah itu terdengar suara indah dari seorang pria yang baru saya tahu ketika dewasa ini adalah suara ayah saya yang melantunkan nada-nada indah adzan sebagai rasa syukur kedua orang tua.
Masa-masa kecil memang indah, bayi kecil yang dirawat oleh kasih sayang dan dibesarkan dengan bimbingan menjadi hal indah tersendiri bagi saya. Masa-masa kecil terlewati dengan lancar, kini masa kanak-kanak menanti. Taman Kanak-kanak merupakan tempat awal proses saya dalam menuntut ilmu, 1 tahun masa di tempat ini saya habiskan untuk belajar awal saya. Memang pada umumnya proses di TK ditempuh dalam waktu 2 tahun, TK yang saya tempati memang bukan TK Akselarasi tapi memang saya yang tidak betah berada dalam masa itu. Ingin cepat-cepat ke SD adalah alasan saya, orang tua saya tidak setuju tapi saya yang ngotot terhadap pendapat saya. Dan akhirnya orang tua legowo dan bisa menerima pendapat saya. Umur 5,5 tahun saya duduk di Sekolah Dasar, memang bukan usia yang ideal bagi seorang anak kecil umur segitu untuk duduk di bangku SD. Tapi selama 6 tahun saya berproses di SD alhamdulillah saya bisa lancar mengikuti semua mata pelajaran yang ada. Satu momen yang sampai sekarang tidak bisa saya lupakan, kelas 5 SD saya dikirim mewakili sekolah untuk mengikuti Lomba Cerdas Cermat se-Kabupaten. Hasilnya pun tidak mengecewakan, dari puluhan peserta yang menikuti, saya bisa lolos ke babak 10 besar.
SD memang terasa susah untuk dilewatkan begitu saja, namun waktu 6 tahun yang diberikan telah saya selesaikan dengan nilai yang memuaskan untuk modal saya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Pertama. Masa dimana kata orang dulu adalah masa cupu atau polos. 3 tahun yang membanggakan memang dalam proses ini, tidak pernah terlewatkan satu semesterpun tanpa sebuah gelar. Memang gelar disini adalah peringkat kelas, tapi adalah kebanggan tersendiri bagi saya dan kabahagiaan orang tua saya karena peringkat entah 1 2 atau 3 adalah bonus bagi saya. Masa SMP sudah terlewati dengan hasil senyum dan bangga. Kini proses selanjutnya adalah di SMA. Kalau kata orang masa-masa remaja atau labil, ya memang benar masa ini masa labil bagi saya. Bertemu dengan orang-orang baru yang berbeda sifat dan kebiasaan manjadi sebabnya. Memang secara prestasi menurun dibandingkan dengan di SMP tapi saya bersyukur bisa melewati masa ini, karena dalam masa ini merupakan masa belajar saya mengenal orang dan dunia luar. Bisa saya simpulkan masa-masa SMA merupakan masa kelam labil bagi saya. 3 tahun berlalu saya di SMA, UAN telah selesai dan hasil nya pun telah dibagikan. LULUS....., itu kata terakhir yang baca dalam surat edaran yang diberikan pihak sekolah terhadap semua siswanya. 
Bermodalkan kata LULUS itu lah saya melanjutkan proses studi saya ke jenjang lebih tinggi yaitu sebagai seorang mahasiswa di salah satu Universitas terbaik di Indonesia yaitu Universitas Negeri Surabaya. Saya mengambil progam studi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang tergabung di dalam Fakultas Ekonomi. Masa-masa peralihan dari siswa ke mahasiswa yang sulit telah saya lewati dalam kurun 4 semester berjalan ini. Sekarang fokus saya adalah belajar tentang keilmuan ekonomi dan ilmu polotik yang saya gali di luar jam kuliah baik di organisasi intra kampus dan ekstra kampus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar